NW ONLINE – Tujuan faham kebangsaan adalah kesatuan NKRI dan Pancasila sebagai idiologi bangsa. Faham nasionalisme adalah faham yang menganggap kesetiaan paling tinggi terhadap setiap individu harus disiapkan kepada negara sebagai wujud sikap kebangsaan.
Implementasi ini dicontohkan oleh Pak Prabowo bahwa beliau sangat melarang, kader maupun simpatisannya untuk mengkultuskan beliau, bahkan ada yang menyatakan rela mati untuk Pak Prabowo.
Tapi sikap fanatisme yang berlebihan ini justru beliau melarang. Dan seandainya ada yang rela mati adalah untuk demi membela negara dan bangsanya. Sikap persatuan diwujudkan dengan sikap kebersamaan dan saling memaafkan.
Membuang jauh-jauh sikap dendam behkan dengan musuh sekalipun. Sikap kenegarawanan beliau dengan merangkul semua pihak dengan selogan; “Meluruk tanpa bolo menang tanpa nesorake” mungkin kalau di NTB apa ya itu artinya.
Maksudnya adalah kita harus berjiwa kesatria. Dan tidak punya rasa dendam kepada siapapun. Juga seandainya kita memenangkan kontestasi, tidak merendahkan pihak lainnya.
Dicontohkan oleh beliau sudah dikalahkan ketiga-kalinya dalam kontestasi capres, tetapi Pak Prabowo masih berbesar hati untuk di pemerintahan Jokowi sebagai mentri Pertahanan Republik Indonesia.
Banyak suri tauladan yangbpernah dicontohkan oleh Pak Prabowo kepada kita sebagai masyarakat Indonesia yaitu merangkul semua pihak. Apalagi besok ini pada saat Pilkada. Kita akan mendukung, yang mungkin dukungannya tidak sama.
Dan jangan karena perbedaan dukungan itu kemudian kita memecahkan tali silaturrahmi yang sudah terbina selama ini. Dengan semangat kebersamaan dan saling menghargai dan menciptakan suasana kesejukan dan kenyamanan dalam kehidupan kita, dan dampaknya akan tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Akhir dari sambutan saya kali ini ada pantun yangnsaya sampaikan.
“Pisau diasah pagi -pagi
Bawa ke kebun untuk membabat
Berakhir sudah sambutan saya ini
Semoga bisa memberi manfaat”
“Bunga Mawar bunga Melati
Baunya sungguh harum sekali
Sambutan di Harlah NW sampai disini
Semoha kita berjumpa lagi”
Satu lagi ya, karena katanya kalau ganjil itu lebih baik.
“Penjahit benang di dalam lemari
Ibu Asih menjahit kebaya
Saya pamit untuk undur diri
Terimakasih atas perhatiannya
Diary Rabiul Awwal (18)
(Catatan 40, Semarak HULTAH ke-89 Madrasah NWDI, Sambutan DPP Partai Gerindra [Part Two] oleh Ir. Hj. Sulistiorini)
(Ahad 4 Rabiul Awwal 1445 H/8 September 2024)