NW ONLINE – Ribuan jamaah memenuhi kompleks Ma’had Darul Qur’an wal-Hadits (MDQH) Nahdlatul Wathan (NW) di Anjani, Lombok Timur, pada Minggu (22/9/2024). Suasana penuh semangat dan kebahagiaan menyelimuti acara tahunan yang begitu dinanti ini.
Adz-dzikrol hauliyah ke-59 MDQH NW menjadi momen bersejarah, merayakan pencapaian luar biasa mahasantri yang telah menuntaskan studi mereka dan menyambut dengan hangat para santri baru yang siap menempuh perjalanan ilmu.
Tahun ini, sebanyak 1.444 thullab dan thollibat (istilah Arab untuk santri laki-laki dan perempuan) berhasil lulus, sedangkan 1.511 thullab dan thollibat baru mendaftar. Total santri yang tengah menimba ilmu di MDQH NW kini mencapai 5.555—sebuah angka yang mencerminkan semangat dan dedikasi yang tinggi.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, dari elit organisasi NW hingga tokoh agama dan masyarakat, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan akrab. Kehadiran dua ulama terkemuka dari Makkah Almukarromah, Dr. Syaikh Ahmad Bin Mumammad Yar dan Dr. Syaikh Sayyid Abdul Karim Al-Makky, semakin menambah khidmatnya acara ini.
Ketua Alumni Ikatan Mutakharrijin Mutakharrijat MDQH NW (IMAM NW), TGH Lalu Gede Muhammad Khairul Fatihin, dengan penuh semangat mengingatkan jamaah untuk menjaga kekompakan.
“Peringatan Adz-dzikrol ini memiliki makna mendalam bagi kita semua. Selain sebagai penghormatan kepada para ulama dan pendiri NW, Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi yang memperkuat ukhuwah antar sesama,” ujarnya dengan nada penuh rasa syukur.
Sebagai salah satu acara tahunan terbesar di lingkungan NW, peringatan adz-dzikrol hauliyah ke-59 ini adalah simbol kebangkitan semangat dan persatuan.
Ketua Umum PBNW TGKH. Muhammad Zainuddin Atsani, dalam pidatonya yang menginspirasi, mengajak jamaah untuk menjaga kehormatan pendiri NW.
“Dengan melestarikan peninggalan dan tradisi beliau, kita akan semakin kokoh bersatu,” tegasnya dengan keyakinan.
Dia juga mengingatkan pentingnya berpegang pada trilogi perjuangan NW, “Segala tindakan dan perjuangan kita harus dimulai dari hati. Jangan pernah terjebak pada kesombongan posisi. Strategi perjuangan di NW adalah Wansyur Wahfaz Waayyud Nadlatul Wathani fil Alamin,” tutupnya dengan penuh semangat.