Ais-lah, Islah Nahdlatul Wathan

ISLAH NAHDLATUL WATHAN

Islah Nahdlatul Wathan sebenarnya

Relasi Makna Ishlah merupakan bahasa Qur’an. Maknanya adalah upaya baik untuk mendamaikan, rekonsiliasi, kerelaan bersatu dan langkah persatuan. Ishlah sering kali muncul sebagai sejatinya kebaikan ketika mengalami keretakan. Ishlah dianggap jalan akhir, sebuah jalan damai yang harus diterima oleh dua pihak yang bertikai. Penjelasan Islah Nahdlatul Wathan

Ishlah adalah bahasa suci yang diajarkan oleh Allah untuk kembali bertanya kepada diri, bertanya kepada hati nurani. Ishlah adalah upaya membongkar kejumudan berpikir dan kemandengan akal lalu berbalik kepada nurani bertanya tentang kebenaran sejati; bertanya kepada suara hati. Istafti qalbaki. Ishlah sebagai kata yang demikian agung diyakini dapat meluruhkan dengki, merapuhkan dendam, menguras kesombongan dan tentu bahasa ampuh untuk menanamkan kesadaran. Ishlah dapat dimaknai sebagai cita-cita agar segala ikhtiar bersama tidak berakhir petaka. Ishlah adalah mimpi gairah agar semua berakhir indah.

Ketika Nahdlatul Wathan ditimpa masalah dan ujian beruntun pasca wafatnya al-Magfurulah banyak orang menawarkan kata ishlah. Bagi mereka “peretas jalan” adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah. Orang luar NW yang mencoba menangkap wacana ishlah itu juga tak kalah lantangnya menyuarakannya. Ishlah lantas menjadi isu dan opini public. Huh, seperti paduan suara saja. Ishlah pun bukan hanya bahasa yang muncul dari warga awam ataupun punggawa Nahdlatul Wathan tapi ishlah telah menjadi bahasa para penonton dari luar pagar. Ishlah lalu berular menjadi tawaran cerdas dari pemangku kepentingan. Bahasa itu juga yang dipakai oleh pemerintah yang bertindak sebagai juru damai. Mereka bahkan menjanjikan jika NW ishlah semuanya akan berjalan damai.

Ishlah seolah menjadi bahasa yang paling santun dan dianggap sebenar-benarnya sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah. Itu juga yang menjadi alasan si penggunanya untuk menyalahkan rivalnya yang dianggap tidak mau ishlah.

Para cendekiawan Nahdlatul Wathan mencibir kepada pihak-pihak yang tidak mau melakukan ishlah. Sebagian mereka ada yang menilai bahwa hanya orang yang sesat akidah saja yang tidak mau melakukan proses ishlah. Hanya orang-orang yang kurang iman saja yang tidak tergerak hatinya untuk melakukan ishlah. Mereka memuji dengan lancang siapapun yang mereka anggap tokoh penggagas ishlah sebagai manusia luar biasa yang layak diikuti titahnya. Sementara itu para penentang ishlah adalah manusia nista.

Jika direnungkan lebih seksama maka benar sekali bahwa ishlah adalah ajaran agama. Tidak satu pun kita muslimin akan menafikannya. Apalagi menyaksikan perpecahan di depan mata, timur barat, selatan utara. Apalagi Nahdlatul Wathan telah dibagai-bagi, dikapling-kapling. Para pembagi dan penguasa kaplingan-kaplingan itu merasa telah benar dan semuanya harus dikembalikan kepada jalan damai. Wacana ishlah yang paling kencang pun muncul dari para penggarap itu bukan dari pemiliknya yang sah.

Relasi Hati
Ishlah mengajarkan agar bukan semata kembali kepada kedamaian tapi kembali merujuk kepada kebenaran. Ishlah bukan berarti semata bahasa Qur’an yang bermakna penyatuan namun ishlah bermakna kembali kepada ajaran kebenaran. Jika ishlah semata dimaknai sebagai penyatuan maka ishlah telah kehabisan atau mengalami kegamangan makna yang sebenarnya. Ishlah bukanlah bersatu namun ishlah adalah kebenaran yang padu. Ishlah tidak lahir dari hanya memperjuangkan kompromi tapi ishlah adalah kerelaan hati menerima kebenaran sejati.

Ingatlah bahwa Al-Qur’an tidak mengajarkan kompromi dalam kemungkaran. Qur’an tegas memisahkan antara yang hak dengan kebatilan. Qur’an tegas membuat garis demarkasi antara kebenaran yang harus diikuti dan kezaliman yang harus dihindari.

Bagaimana halnya jika kebenaran itu telah dikaburkan sejarah?

Qur’an demikian sempurna menggambarkan sejarah kebenaran yang berbungkus kekejian fitnah. Lihatlah sejarah Nabi ketika istrinya didera fitnah. Sebuah fitnah lancang yang ditakar Quran sebagai sumber petaka di dunia. Al-Quran demikian lugas menceritakan kisah-kisah kezhaliman di abad-abad berlalu untuk diambil hikmahnya tentu. Qur’an telah menggambarkan bagaimana kaum munafik merusak Islam dari jantung Islam sendiri yang korban pertamanya adalah keluarga Nabi sendiri; seperti Aisyah perempuan yang terbekati.

Cukuplah banyak pelajaran untuk merenung banyak kebenaran dan memaknai secara benar perilaku kezaliman yang terang tak tersamarkan. Sudah jelas siapa yang mencipta gaduh, siapa pembangun dendam, siapa penebar fitnah, siapa perampas madrasah, siapa peramu resah, siapa pengusir keluarga Almagfurulah, siapa pembunuh tanpa rasa bersalah.

Jika sudah jelas, maka mimpi indah tentang ishlah merupakan satu-satunya jalan untuk damai menjadi sebatas “andaikata”. Mengapa sekadar “andaikata” karena bahasa dan tawaran ishlah itu bukan lagi bertendensi kebenaran namun ishlah telah atau seringkali menjadi komoditi untuk mengamankan kepentingan. Allah telah mencontohkan dua pertemuan laut di kawasan Mediterania yang satu dengan lainnya tak bersua. Contoh itu – dalam tamsil keterpisahan – adalah i’tibar bahwa kebenaran tidak bisa disatukan dengan kezaliman.

Lalu dimanakah ishlah diletakkan ketika kita diajak untuk berdamai namun dicerca dengan ribuan fitnahan? Layakkah ishlah diterima dan diagungkan. Layakkah kau puja ishlah itu lagi wahai pemuja wacana kedamaian. Masihkah kau merasa benar bahwa kompromi kezaliman adalah jalan terang menuju keredlaan Tuhan. Penjelasan Islah Nahdlatul Wathan

Saat ini katakanlah kebenaran itu, katakan dan nyatakan siapa benar dan siapa salah jangan ditutup-tutupi. Jangan pula kau tergoda untuk menyamakan atau menyajikan benar salah itu dalam satu nampan. Nyatakan kebenaran meski tak membanggakan, kebenaran yang tak selalu manis. Nyatakan kebenaran meskipun pahit dan bernada pilu.

Rekomendasi
Tutuplah diri dan mohonlah perlindungan kepada Allah agar terhindar dari kezaliman yang dikemas indah. Kembalilah untuk bertanya kepada nurani bahwa kebanggaan berjuang tidak sama dengan keikhlasan. Dan, keikhlasan tak mungkin terbangun dari kezaliman yang terbungkus keindahan. Penjelasan Islah Nahdlatul Wathan

Memberikan informasi akurat dengan gaya penulisan kekinian

Baca ini yuk