Lombok Barat NW Online – Pengajian Silaturahim Pengurus Besar Nahdlatul Wathan di Pondok Pesantren Nurul Karim NW Kebon Ayu Lombok Barat, Senin (07/10/2019), merupakan ‘Napak Tilas’ puluhan tahunan yang lalu, di mana saat itu sang kakeknya, Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, bersama Syaikhuna Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani, waktu kecil dulu pernah menginjakkan kaki ditempat ini dalam acara pengajian, dan masa itu dihalangi supaya tidak menghadiri pengajian tersebut.
Namun kuasa Allah SWT tak bisa dihalangi, dengan karomah yang terjadi saat itu Syaikhuna Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani hanya diminta untuk senyum dengan menunjukkan gigi saja maka beliau bersama rombongan tidak terlihat oleh ratusan personil kepolisian yang berjaga dari Gerung menuju Kebun Ayu.
Hari ini Senin (07/10/2019) setelah puluhan tahun yang silam, Syaikhuna Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani, hadir kembali di tengah masyarakat Kebun Ayu dan disambut antusias masyarakat dan warga NW. Warga Nahdlatul Wathan bahkan datang dari berbagai tempat karena penasaran tentang Kebun Ayu dan mengapa bapak Maulana Syaikh dahulu dilarang untuk menghadiri pengajian.

TGH. Muzayyin, dalam muqaddimah pengajian menyampaikan kalau berharap memiliki anak yang shaleh dan sholehah maka ibunya harus soleh karena ibu itu umpama sebuah ladang, kalau tanahnya subur insyaAllah hasil panennya bagus.
“Jadilah ibu yang baik, sholehah bagi keluarga supaya bisa melahirkan anak yang sholeh dan sholehah,” imbuhnya.
Kata Tuan Guru Muzayyin, karomah Syaikhuna Raden Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani semasa kecil dulu yang terjadi di Kebun Ayu ini selalu diceritakan ke setiap warga Nahdlatul Wathan dan bertanya dimana Kebun Ayu tersebut.
Tuan Guru Bajang

Tanamkanlah keyakinan yang kuat pada diri anda bahwa Allah menjaga ummat manusia yang melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Dan begitu juga keyakinan kita pada Syaikhuna Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani sebagai penerus bapak Maulana Syaikh.
“Tanpa ada keyakinan kepada para ulama. Kehadiran Syaikhuna Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani hari ini merupakan kebarokahan dan rasa cinta yang mendalam,”ungkapnya.
Tuan Guru Bajang
Dalam mengawali pengajiannya, Ketua Umum PBNW Syaikhuna Raden Tuan Guru Bajang KH. L. G. Muhammad Zainuddin Atsani, mengungkapkan sekelumit tentang Kebun Ayu. Tempat ini merupakan tempat yang barokah dan merupakan wilayah yang bersejarah. Warisan keummatan hadir didalam bidang pendidikan, sosial dan dakwah dan eksis dengan yakin, ikhlas dan Istikomah. Warisan Kebangsaan sebagai pahlawan bangsa dan pergerakan kebangsaan dengan loyalitas tinggi, Sami’na Waato’na.
“Di Nahdlatul Wathan harus saling jaga, karena kita berkeluarga, bersaudara sesuai bunyi hadist Rasul, yang maknanya, bahwa seseorang tidak akan dikatakan menjadi seorang mukmin kalau tidak menyayangi saudaranya. Jaga kekompakan, persatuan karena kehadiran saya disetiap pengajian ialah untuk menyatukan jamaah dan melanjutkan estafet perjuangan Bapak Maulana Syaikh dan Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid,”tandasnya.
Lanjutnya, kita sebagai murid Maulana Syaikh harus tegak, jangan mau digoyah hanya karena kursi jabatan supaya kita bisa masuk surga bigairi hisab bersama Maulana Syaikh. Orang yang hadir disebuah majlis ilmu maka dijaga oleh para malaikat dan malaikat siap menjadi saksi kita nanti di akhirat.
“Mari kita saling ajak dalam menuju kebaikan. Ketika ada suatu pengajian jamaah harus usahakan hadir dan jangan saling bicarakan. Fitnah sesama tetangga ataupun saudara karena itu bisa menghambat kita masuk syurga,”urainya.
Dalam berjuang, jangan utamakan keuangan tapi utamakanlah keikhlasan, kebahagiaan dan jangan anggap sebagai beban. Kita tetap Yakin, Ikhlas dan Istiqomah. Kompak, utuh bersatu dan sama-sama Sami’na Waato’na.
Setelah pengajian Tuan Guru Bajang meresmikan Gedung Teknologi dan Komunikasi Balai Pelatihan Pondok Pesantren yang di dampingi kepala desa dan Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Karim NW Kebon Ayu. (ari)
Sumber: Suara Rinjani News