NW ONLINE – Catatan Hultah,

“Kalau nanda memang beryakin
Tak sampai hati ninggalkan Zainuddin
Maulana Alhasan doakan tamkin
Dalam kitabnya Almustarsyidin”
(Wasiat Pendiri NW)

Ribuan pasang mata menikmati sajian pemandangan indah diatas panggung. Pemandangan memandang wajah-wajah ulama, wajah hamba Allah yang soleh-soleh. Kata orang, darimana datangnya cinta, dari mata turun ke hati. Mudah-mudahan berkat mata yang menatap wajah para ahlul-ulum itu, akan terbit matahari cinta dalam hati.

Dengan penuh pesona, cucu Maulana yang punya nama Almukarram TGH Lalu Gede Muhammad Khairul Fatihin menyampaikan pesan-pesan perjuangan. Mengajak Nahdliyyin- Nahdliyyat untuk merefleksi perjuangan Sang Maha Guru Maulasyaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid.

Perjuangan Sang Pendiri Madrasah NWDI bukan pada zaman yang enak dan nyaman, tapi beliau mulai berjuang saat negeri ini masih dicengkram kuku penjajahan. Berada dalam situasi dibawah tekanan dan rong-rongan penjajahan, ada dua kemungkinanya, yaitu hidup atau mati.

Bagi yang menentang dan melawan penjajah, bersiap-siap akan menjadi musuh penjajah, dan dengan segala daya upaya penjajah akan melumpuhkan kekuatan-kekuatan yang memungkinkan terjadi perlawanan dari anak negeri.

READ  Do'a Syaikh Mustofa Untuk Hamzanwadi II

TGF katakan; “Kalau kita perhatikan bagaimana perjuangan Almagfurulah Bapak Maulanasyaikh, itu sangat luar biasa. Perjuangan beliau tidak dimulai setelah kemerdekaannya Indonesia, tapi itu dimulai sebelum kemerkaan, yaitu zaman penjajahan.”

Putra bungsu Ummi Almujahidah Siti Raihanun Zainuddin Abdul Majid ini mengajak jamaah merenung sejenak, tentang tanggal dan bulan dari pelaksanaan tasyakuran Hultah Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) tahun ini. Ini menarik dikaji dan ditafakkuri, ada muatan magis dan logis.

Magis karena memang tidak dibayangkan sebelumnya, kok bisa setepat itu, sekeren itu, se-WOW gitu. Sedemikian cantik angka yang terlukis perpaduan jumlah usia madrasah yang ke-89 dengan tanggal delapan bulan sembilan. Logis karena masuk akal bahwa penyebutan bulan sembilan adalah bulan September. Hikmat Tuhan berlaku. Kita hambanya hanya tunduk dan tiada berdaya dihadapan kekuasaan Tuhan.

Kita sempat dibuat kepo kapan HULTAH akan diadakan? Prediksi kita HULTAH lebih cendrung akan dilaksanakan akhir Agustus. Tapi kitab tetap husnuzzon menyerahkan semuanya kepada guru kita, pimpinan kita, ketum PBNW.

READ  PBNW Angkat Bicara Soal Hutang Rp2,8 Miliar di Acara RPGM

“Kira-kira tullab tolibat, Nahdliyyin – Nahdliyat para jamaah dan pengurus yang hadir pada kesempaan ini apakah sudah mengira dari awal bahwa acara akan diadakan pada tanggal 8?” Tanya ketua PWNW NTB ini di hadapan ratusan ribu jamaah yang hadir di majlis Hultah.

Apakah sudah mengira dari awal, tanggal 8 dan bulannya tanggal 9? Itulah luar biasanya Pengganti dan Penerus Almagfurulah Bapak Maulanasyaikh yang kita sering mendengar apa yang disampaikan oleh Bapak Mailanasyaikh: “Zainuddin Tsani sine jari penggenti, jari penerus Muhammad Zainuddin sik tokol sine.” Tambahnya.

Calon Wakil Bupati Lombok Timur ini kemudian membacakan wasiat Maulana Pendiri NW berikut;
“Kalau nanda memang beryakin
Tak sampai hati tinggalkan Zanuddin
Mauala alHasanan doakan tamkin
Dalam kitabnya almustarsyidin.”

Kalau Maulana saja mempercayakan Hamzanwadi II sebagai penggantinya, mengapa kita ragu? Beliau bilang taksampai hati ninggalkan Zainuddin, apa kita ragu pada kata-kata Sultonulauliya itu? “Mau bukti apalagi kita semua percaya pada kehebatan Almagfurulah Bapak Maulanasyaik”? Tanya beliau lagi.

READ  Kalimatuttahrib SEKJEND PBNW: Bukan hanya sekedar menghadiri Peringatan

“Seorang penerus tidak mungkin ngarang-ngarang. Atau istilah anak muda sekarang “Tidak mungkin kaleng-kaleng”. Tegasnya lagi. “Artinya kalau pelungguh sami semua, selaku Nahdliyyin Nahdliyyat, selaku jamaah, selaku pengurus benar-benar, bersunghuh-sungguh keyakinannya sangat tinggi kepada Almagfurulah Maulanasyaikh tidak mungkin meragukan siapa yang siapa yang ditunjuk sebagai pengganti, sebagai penerus”.

Maka apapun yang Hamzanwadi II arahkan, instruksikan, mari kita ingat wasiat tadi, agar mantap dan hebat keyakinan kita kepada guru besar kita yang telah menunjuk pengganti dan penerusnya. Kita tetap kompak utuh bersatu, sami’na waato’na kepada PBNW, kepada Pengganti Maulana.

Diary Rabiul Awwal (14)
(Catatan 36, Semarak HULTAH ke-89 Madrasah NWDI)

(Ahad 4 Rabiul Awwal 1445 H/8 September 2024)

50% LikesVS
50% Dislikes