NW ONLINE – Suatu saat nanti kita akan bertemu Maulana, pemilik Madrasah NWDI, pencipta dan penggagas Madrasah NWDI di akhirat kelak. Saat itu betapa gembiranya kita membawa cerita indah tentang kebaktian. Tentang kepatuhan dan sami’na waato’na kepada Ulama Warsatul Ambiya itu.

Saat itu beliau akan tersenyum mendengarkan cerita kita sebagai murid yang senantiasa berupaya menjaga amanat dan wasiatnya. Untuk merawat dan melestarikan madrasah ciptaan beliau. Kita juga akan bercerita tentang loyalitas kita senantiasa menghultahkan madrasah yang bersejarah itu.

Beliau akan bertanya lagi apa kalian tetap kompak utuh bersatu meneruskan perjuangan Nahdlatul Wathan bersama penggantiku? Kita pasti lancar dan lega menjawab ia. Kita akan senang dan puas sudah menunaikan bakti. Bakti untuk mematuhi segala pesan dan wasiat Sang Kekasih Allah itu.

Dengan siapa saja kalian menunaikan tugas-tugas berorganisasi? Kita pun akan bersaksi kelak dihadapan Maulana, tentang teman-teman seperjuangan. Tentang pengurus-pengurus organisasi yang setia dalam suka dan duka memperjuangkan Nahdlatul Wathan.

Kebahagiaan kita adalah bisa menunaikan tugas suci berorganisasi. Karena berorganisasi kita dalam rangka fastabiqul khoirot. Tetap menjaga dan merawat amanat berupa madrasah yang telah diciptakan Maulana. Kita pun akan bangga telah menjadi bagian dari jamaah Nahdlatul Wathan.

READ  Do'a Syaikh Mustofa Untuk Hamzanwadi II

Maulana pasti lebih tahu meskipun tidak bertanya kepada kita. Siapa murid-murid beliau yang setia dan membangkang. Karena waliyullah dianugerahi keistimewaan dapat mengetahui yang gaib dan hal-hal misterius. Tidak sulit bagi Maulana karena kedudukannya disisi Allah yang istimewa.

Kita beruntung menjadi murid-murid beliau yang terus berupaya menunaikan bakti. Bakti kepada Allah lewat bakti kepada guru. Karena ajaran Tuhan adalah berbakti kepada orang tua. Dan orang tua ada tiga, yaitu pertama orang yang melahirkan kita, kedua orang yang mengawinkan kita dengan anaknya, dan ketiga orang yang mengajarkan kita ilmu.
Berenca untuk menghadiri hultah adalah rencana mulia. Karena kita sedang merencanakan kebaktian kepada guru. Sedang ikhtiar menunaikan pesan-pesan guru. Melestarikan ajaran dan tuntunan guru.

Dengan cara apa kira-kira kita akan bertemu, berijtimak, berkumpul sebanyak ribuan jamaah kalau bukan wasilah BERHULTAH? Entahlah, bagaimana jadinya kita kalau tidak dibuatkan wadah berkumpul oleh Maulana. Berkumpul dalam rangka ibadah kepada Allah Swt.

Beruntung kita sudah dibuatkan wadah bersilaturahmi nasional oleh Maulana Pendiri NW, yaitu saat mensyukuri HULTAH Madrasah NWDI. Melihat berbagai perkumpulan- perkumpulan yang ada dipermukaan bumi saat ini, insyaAllah kita berhultah termasuk perkumpulan yang mengundang ridho dan rahmat Allah Swt.
(Rabu 10 Shafar 1445 H/14 Agustus 2024 M)

100% LikesVS
0% Dislikes