NW ONLINE –  Tokoh berpengaruh biasanya berpengaruh saat ditokohkan. Tokoh besar hadir karena dibentuk keadaan dan diberikan kepercayaan. Dibalik itu tokoh sejati sesungguhnya dilahirkan Tuhan bukan bentukan sosial. Banyak pula tokoh yang memang dilahirkan Tuhan diperkuat dibentuk oleh kondisi sosial.

Maulana menyiapkan kedua putrinya sebagai pemimpin penerus perjuangan Nahdlatul Wathan. Putri pertamanya berkiprah dalam membesarkan Nahdlatul Wathan melalui jalur pendidikan. Beliau woman leader. Selepas wafatnya Maulana penerus perjuangan Nahdlatul Wathan tak lain adalah Ummuna di jalur struktural. 1998 sampai sekarang, baik selaku Ketua Umum maupun Rais Am PBNW Ummuna tak pernah alfa.

Kepemimpinan beliau bukan bentukan sosial semata bukan pula karena soal keterpilihannya sebagai Ketua Umum. Ummuna “sengaja” disiapkan oleh Maulana sejak kanak-kanak. Anak sekecil itu sudah dilatih public speaking. Mimbarnya meja kecil untuk memastikan Raihanun kecil dilihat ribuan jamaah.

Guru Makmur salah seorang kepercayaan Maulana dan Ummuna bercerita bahwa Umumna kecil berpidato di usia belia yakni 5-6 tahunan. Suaranya lantang dan berpidato spontan. “Ummuna mungkin tidak ingat dirinya pidato waktu masih kecil” tutur Guru Mur. “Kalau Ummi Siti Raihanun berpidato kita tidak berani tidak taat. Kita pasti ikut isi perintah pidatonya. Berat rasanya untuk tidak mengikuti,” lanjut Guru Mur.

Ummuna berpidato dengan gaya khas anak-anak namun sudah terlihat bakat dan keterampilan komunikasilnya. Tegas, lugas. Pidatonya menggetarkan hati dan mampu “menggerakkan” massa. Di usia belia beliau terlatih tampil tanpa canggung di depan guru, santri dan jamaah ayahnya. Skill memimpinnya bukan amatir pasca terpilih menjadi Ketua Umum PBNW melainkan bentukan ayahnya sejak belia. Maulana mengabadikan putrinya tampil di mimbar pidato. Jejak kemampuan mimbarnya dapat dilihat di buku Wasiat Renungan Masa. [✓]

UMMUNA, JAGOAN CILIK
#Kemilau_Cinta Sang Dewi (33)
By: Gita Kelana

100% LikesVS
0% Dislikes